Cerita Dibalik Besar dan Suksesnya Tambang Batubara
Jika masuk kesebuah area pertambangan Batubara yang besar, pasti kita akan melihat ada banyak alat-alat berat yang sedang beroperasi, mulai dari buldoser, PC, hingga truck-truck yang berukuran besar, dan bermacam-macam model yang mereka gunakan, sudah bisa kita bayangkan betapa besar dan suksesnya tambang tersebut.
Namun tahukah anda bahwa dibalik kesuksesan dan besarnya sebuah tambang tak lepas dari jasa sebuah tim kecil yang menjadi ujung tombaknya, mereka adalah tim eksplorasi yang terdiri dari crew topograpi dan crew drilling atau biasa disebut pengeboran, kedua tim inilah yang pertama kali merintis sebelum terbentuknya sebuah tambang yang besar dan sukses.
Untuk mengetahui keberadaan batubara bukanlah hal yang mudah, banyak rintangan yang harus dilalui oleh tim. Crew drilling misalnya, ketika pertama kali memasukkan alat bor mereka kesuatu area yang baru, melalui jalan yang sudah lama tidak digunakan pasti akan banyak kubangan-kubangan lumpur, yang bisa membuat armada mereka amblas atau terperosok kedalam kubangan lumpur tersebut.
Jika sudah begini, Hiline 4WD /doble gardan pun tidak bisa berkutik, tidak ada jalan lain kecuali harus membongkar semua muatannya. Kejadian seperti ini bisa terjadi berkali-kali untuk sampai pada titik kordinat yang telah ditentukan, sampai ketujuan pun kadangkala ada saja kendala lain yang menanti, seperti komplain dari pemilik lahan yang sebenarnya sudah dibebaskan namun bermasalah karena tumpang tindih.
Jika permasalahan sudah clear, crew kemudian harus segera menyetting atau mendirikan alat mereka dan segera mulai melakukan pengeboran. Dari hasil bor merekalah nantinya akan diketahui kedalaman, ketebalan, ada atau tidaknya batubara diarea tersebut, pengeboran bisa dilakukan sampai kedalaman 30 meter hingga 120 meter, kemudian berpindah pada titik kordinat selanjutnya.
Memindahkan alat bor membutuhkan tenaga ekstra untuk memanggul/memikul melewati rawa-rawa, mendaki bukit, dan menuruni lembah ataupun tebing-tebing yang terjal, tidak peduli panas ataupun gerimis, terus dilakukan untuk berpindah dari titik kordinat satu ketitik kordinat selanjutya, demi mendapatkan sebuah sampel yang natinya akan dibawa kelab untuk diuji seberapa tinggi tingkat kalorinya.
Tidak cukup sampai disitu, jika hujan turun crew terpaksa harus pulang dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya, sebab kendaraan mereka tidak bisa masuk akibat jalan licin yang penuh dengan kubangan lumpur.
Tapi meski demikian jika tambang sudah terbuka, keberadaan mereka sering dilupakan, bahkan mungkin sebagian karyawan yang bekerja ditambang tidak pernah tau kalau dibalik besarnya sebuah tambang ada tim ujung tombak terlebih dahulu merintis yang dikenal sebagai crew drilling atau pengeboran.
0 Response to "Cerita Dibalik Besar dan Suksesnya Tambang Batubara"
Post a Comment